Tragedi serangan senjata dan bom yang dilaporkan dari kelompok Al – Shabaab tepat nya berlokasi di hotel yang dekat pantai Lido di Mogadishu, Somalia menelan korban jiwa sebanyak 11 orang. Yang di mana termasuk 10 warga sipil dan satu nya lagi adalah petugas dari kepolisian pada hari Minggu (16/8/2020) waktu setempat.
Juru bicara kementrian informasi Ismael mukhtaar omar yang menuturkan bahwa membutuhkan waktu selama empat jam untuk pasukan keamanan untuk mengendalikan hotel sesudah lima penyerang yang mengepung nya pada hari minggu malam.
Tetapi, omar yang tidak menjelaskan dengan detail tentang bagaimana pasukan keamanan Somalia yang dapat mengakhiri nya pengepungan di dalam hotel itu dan membunuh para penyerang nya, yang di satu sisi juga mereka melakukan aksi penyanderaan. Sebelum nya, saat pengepungan itu sedang berlangsung, pihak keamanan yang menuturkan kepada AFP yang secara tidak diketahui, merupakan salah satu dari penyerang nya yang tewas di dalam ledakan bom mobil yang dipicu dari serangan itu dan dua yang lain nya tewas di dalam aksi tembak menembak.
Petugas ambulans yang berada di tempat kejadian memberikan kesaksian, bahwa sedikit nya 28 orang mengalami luka – luka. Selain itu ada saksi mata yang berbicara bahwa serangan itu yang di awali dari ledakan besar dan orang – orang berlari an dari tempat itu, sebab suara dari tembakan yang terdengar dari hotel yang sering di datangi oleh para pejabat pemerintah.
“Ledakan itu sangat besar dan saya bisa melihat asap di daerah itu. Ada kekacauan dan orang-orang mengungsi dari gedung-gedung di dekatnya,” kata Ali Sayid Adan, selaku saksi. (sumber dari cnnindonesia.com). Selain saksi ali sayid yang memberikan informasi itu, rekan nya juga mengatakan bahwa korban yang tewas itu termasuk pejabat pemerintah abdirasak abdi, yang bekerja di kementerian informasi.
Al – shabaab menuturkan bahwa mereka akan bertanggung jawab atas tragedi penyerangan itu, lewat pernyatan yang di terjemahkan oleh SITE Intelligence Group. Pernyataan itu yang mengklaim bahwa para pelaku yang mengambil kemudi atas hotel di dalam operasi pencarian martir.
Pada tahun 1991, pernah terjadi kekacauan di Somalia sesudah penggulingan rezim militer di masa presiden Siad Barre, yang mengakibatkan perang suku yang terjadi selama bertahun – tahun, tak hanya itu kebangkitan Al – shabaab yang sempat menguasai sebagian besar negara dan mogaishu.
Al –shabaab yang di usir dari ibu kota pada tahun 2011 silam, tetapi militant nya yang terus adu perang melawan pemerintah, dengan melakukan serangan yang terus menerus.
Pada minggu yang lalu, empat pejuang shabaab yang di tahan di penjara pusat Mogadishu tewas di dalam adu tembak yang sangat sengit dengan pasukan keamanan sesudah mereka mendapatkan senjata yang berada di dalam fasilitas, yang tidak tahu bagaimana bisa mendapat kan nya.
Kelompok yang sudah menandai hotel itu beberapa kali selama bertahun – tahun termasuk pada bulan februari tahun 2019, saat menelan korban jiwa sedikit nya 20 orang di dalam sebuah bom mobil dan serangan senjata di sebuah hotel di mogadishi yang berlangsung sekitar hampir 24 jam.
Pada sebulan sebelum nya, al – shabaab yang menelan korban jiwa sebanyak 21 orang di dalam pengepungan di hotel kelas atas di ibukota Kenya.